3 Metode Pembayaran Rumah Serta Tips Dalam Memilihnya

Memilih metode pembayaran rumah yang tepat tentu saja harus disesuaikan dengan isi dompet. Umumnya,  ada tiga cara pembayaran properti yang bisa Kamu pilih, yaitu kontan/tunai (hard cash), tunai bertahap (installment), serta menngangsur dengan memanfaatkan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR). 

Nah, bagaimana cara memilihnya? Jika Jamu memilih untuk mengangsur, apakah sebaiknya menggunakan jangka waktu cicilan (tenor) yang singkat atau panjang? Apakah harus memilih suku bunga? Langsung simak penjelasannya.

Kontan/Tunai

Jika selisih suku bunga KPR dan bunga deposito lebih dari 5% (contohnya bunga deposito 8% serta suku bunga KPR 15%), alangkahbaiknya Kamu membeli properti secara kontan/tunai keras.

Membeli rumah secara kontan memang paling ideal. Karena apa? Harga rumah tidak terkerek bunga kredit serta umumnya developer memberi banyak kemudahan kepada konsumen yang membeli rumah dengan tunai. Namun dengan harga properti yang terbilang tinggi, tidak semua orang dapat melakukannya.

Tunai Bertahap

Jika selisih suku bunga deposito dan bunga KPR berkisar 3% – 5% (contohnya bunga deposito 9% dan suku bunga KPR 12%), alangkahbaiknya Kamu membeli secara tunai bertahap (soft cash). 

Bilaa Kamu memiliki kemampuan mengangsur secara stabil, pilihlah angsuran rumah dengan fasilitas installment atau mengangsur kepada pengembang. Cara ini banyak dipilih, sebab cicilan tidak terpengaruh fluktuasi bunga KPR.

Tetapi harga tunai bertahap tentu akan menjadi lebih tinggi daripada beli secara tunai, karena developer memperhitungkan marjin keuntungan, suku bunga serta potensi capital gain.

Menggunakan KPR

Jika Kamu tak memiliki kemampuan membayar dengan tunais atau bertahap, cara paling logis adalah menggunakan fasilitas KPR. Bayarlah uang muka dengan nominal besar sehingga cicilan kredit KPR per bulannya kecil.

Bilaa selisih bunga deposito dengan KPR kecil, yaitu kurang dari 3% (misalnya bunga deposito 10% sementara suku bunga KPR 12%), belilah properti menggunakan KPR dengan tenor selama mungkin, misal antara 15 – 20 tahun.

Rekomendasi Properti: Mau Bangun atau Renovasi? RenovAsik Saja - Bersama RenovAsik Semua Jadi Asyik

Short Term atau Long Term?

Dilihat dari waktu angsuran, kredit pemilikan rumah (KPR) terbagi menjadi dua: jangka pendek (short term) serta jangka panjang (long term). Memilih jangka waktu cicilan juga ada caranya. 

Bilaa selisih suku bunga dan deposito tinggi (lebih dari 5%), lebih baik mengangsur dengan short term atau di bawah lima tahun.

Namun jika selisih suku bunga deposito dengan KPR antara 3% – 5 %, belilah dengan mencicil dalam jangka waktu menengah (mid term), yaitu antara 5 – 10 tahun. 

Sementara itu, bila selisih bunga deposito dan suku bunga KPR kecil (kurang dari 3%), belilah properti secara kredit dengan tenor di atas jangka waktu 10 tahun.

Fixed Rate atau Floating Rate?

Ketika tren suku bunga meningkat, gunakan kredit properti dengan suku bunga tetap (fixed rate) yang umumnya ditawarkan bank untuk beberapa tahun pertama. So, disaat suku bunga KPR terus melambung, angsuran Kamu tidak terkena dampaknya.

Sebaliknya, bila tren suku bunga menurun, alangkahbaiknya menggunakan suku bunga mengambang/floating rate. Dengan demikian, Kamu bisa mendapatkan suku bunga yang lebih rendah, setelah kondisi ekonomi membaik.

Komentar

Postingan Populer